Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengalaman Kedua Anak Terkena Flu Singapura. Hati – hati Menular!

Konten [Tampil]
https://www.susistory.com/2023/12/pengalaman-terkena-flu-singapura.html

Rasanya baru beberapa waktu terakhir bisa konsisten lagi nulis, eh tiba – tiba kedua anak saya sakit. Ambyar, deh! Teman – teman sudah tahu dong tentang penyakit flu singapura? Qadarullah beberapa waktu yang lalu kedua anak saya terkena flu singapura dan saya akan sharing pengalaman disini. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi yang sedang membutuhkan informasi mengenai flu singapura.

Pengalaman Kedua Anak Terkena Flu Singapura

Apa Itu Flu Singapura?

https://www.susistory.com/2023/12/pengalaman-terkena-flu-singapura.html

Istilah flu singapura sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing di telinga. Dulu, saya sempat menonton berita mengenai flu singapura di TV dan membaca melalui media online. Nggak nyangka, di penghujung tahun 2023 ini akhirnya mengalami sendiri. Jadi, flu singapura adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyebabkan ruam di kaki, tangan dan mulut. Sepintas, flu singapura mirip penyakit gatal karena memang timbul ruam. Namun yang membedakan flu singapura dengan penyakit gatal lainnya yaitu ruam hanya terjadi di area kaki, tangan dan mulut. Ruam di area mulut jadinya sariawan dan jumlahnya sangat banyak. Sayangnya saya nggak punya foto ruam di area mulut ketika anak – anak terkena flu singapura karena memang agak sulit untuk mengambil fotonya. Maaf kalau saya menjelaskan versi saya yang bukan orang medis. Lebih lengkap lagi mengenai flu singapura, saya coba ambil dari halodoc ya.

Awalnya, yang terkena flu singapura adalah anak pertama saya yang berusia 5,5 tahun. Hari Selasa, tiba – tiba dia demam dan ada sedikit ruam di kaki. Saya fikir, mungkin hanya demam biasa dan ruam di kaki itu bisa saja gatal – gatal biasa. Maklum, anak seusia dia kan sedang aktif – aktifnya. Mungkin dia main genangan air yang kotor. Sebagai bentuk pertolongan pertama, saya berikan dia obat penurun demam dan demamnya turun. Namun semakin sore, ternyata ruamnya tambah banyak dan anak saya mulai terlihat lesu. Keesokan harinya sudah tidak demam tetapi ruam semakin bertambah ke area tangan, siku serta anak saya mulai kesulitan mengunyah dan berbicara. Setelah saya cek, ternyata mulutnya dipenuhi sariawan. Tanpa fikir panjang, sekitar jam 7 pagi saya langsung membawa dia ke dokter umum yang ada di dekat rumah.

Sesampainya di dokter, dokter langsung memeriksa anak saya dan menduga bahwa dia terkena flu singapura. Memang sih, dari beberapa referensi yang saya baca, apa yang dia alami hampir mirip dengan gejala flu singapura. Dokter kemudian memberikan vitamin, antibiotik dan paracetamol yang sudah “diracik”.

Flu Singapura Menular Nggak, Sih?

Yups, flu singapura sangat menular ya gaes! Dokter pun menyarankan kepada anak saya jika ingin tetap pergi ke sekolah, sebaiknya menggunakan masker karena salah satu penularannya yaitu melalui droplet. Namun saya memilih untuk dia libur dulu supaya meminimalisir penularan ke orang lain dan dia bisa istirahat dengan maksimal dirumah.

Keesokan harinya, anak kedua saya menangis saat bangun tidur. Ternyata, mulutnya sudah dipenuhi sariawan dan ada ruam di kedua kakinya. Bedanya, adiknya ini tanpa diawali demam terlebih dahulu. Fix, ini sih tertular! Saya langsung mengabari suami perihal keadaan anak kedua saya yang sepertinya memiliki gejala yang sama dengan kakaknya. Akhirnya, suami pun pulang lebih cepat dari perantauan karena berencana mengantar anak – anak pergi ke dokter spesialis anak.

Terpapar Flu Singapura, Haruskah Pergi Ke Dokter?

https://www.susistory.com/2023/12/pengalaman-terkena-flu-singapura.html

Dari beberapa referensi yang saya baca dan berdasarkan hasil konsultasi dengan dokter umum. Sebenarnya, penyakit ini akan membaik dalam beberapa hari. Perbanyak makan dan minum serta istirahat untuk meningkatkan imun tubuh. Namun jika penderita sudah mengalami kesulitan makan dan minum, maka wajib untuk membawanya ke dokter atau fasilitas kesehatan lainnya.

Alhamdulillah selama sakit kemarin, anak – anak masih terhidrasi dengan baik karena saya berusaha memberikan mereka makan dan minum walau sedikit – sedikit dan penuh drama. Kalau perihal ruam – ruam di area tangan dan kaki masih bisa teratasi karena saya mengganti sabun mandinya dengan sabun antiseptik dan mengoleskan caladyne lotion setelah mandi. Jujur, ini adalah pengalaman pertama saya merawat anak – anak yang terkena flu singapura. Maka dari itu, saya nggak kuat melihat kondisi kedua anak saya yang kesulitan bicara, makan dan juga minum.

Setelah berdiskusi dengan suami, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke dokter spesialis anak pada hari Jumat. Kebetulan obat yang diresepkan oleh dokter umum memang sudah mau habis tetapi sariawan di mulutnya belum sembuh. Selain itu, tentu saja sekalian memeriksakan adiknya yang baru tertular. Tadinya kami berencana pergi ke RSUD Majalengka dan memanfaatkan BPJS. Bukannya perhitungan sih, ya sayang aja toh BPJS juga kan bayar dari gaji suami. Namun ternyata, antrian di hari Jumat sudah penuh. Kemungkinan baru bisa bertemu dokter spesialis anak di RSUD Majalengka pada hari Sabtu. Nggak kuat kalo harus nunggu lebih lama!

Yes, Kedua Anak Saya Terkena Flu Singapura!

Jumat malam, kami pergi ke dokter spesialis anak yang praktek di Apotek AW Farma Majalengka. Kebetulan dokter anak ini adalah dokter langganan saya sejak anak pertama. Ada yang tahu, nggak? Sesampainya disana seperti biasa ke bagian pendaftaran dulu untuk daftar ulang, sebelumnya sudah daftar melalui whatsapp. Selain daftar ulang, anak – anak di cek suhu dan ditimbang berat badannya kemudian diwawancara mengenai gejala umum yang dialami. Baru sampai bagian pendaftaran saja, kuat dugananya kalau anak – anak terkena flu singapura.

Tibalah saatnya masuk ke ruangan dokter untuk diperiksa langsung oleh dokter spesialis anak. Karena adik kakak dan gejalanya pun sama, anak – anak diperiksa bersaamaan. Eh tapi tetep bayarnya double! Wkwkwk. Dokter kemudian memeriksa anak pertama saya dulu dilanjut adiknya sambil terus menggali informasi dari saya terkait keluhan dan penanganan yang sudah dilakukan sebelum datang kesana.

Dokter sangat kaget dan kasihan melihat kondisi anak – anak saya terutama di area mulut yang dipenuhi sariawan. Apalagi pas tahu anak – anak saya masih bisa makan meski harus makan nasi lembek. Katanya, ajaib banget masih mau makan! Hahaha... Dokter pun langsung mendiagnosa kedua anak saya terkena flu singapura.

Perawatan Ketika Anak Terkena Flu Singapura

https://www.susistory.com/2023/12/pengalaman-terkena-flu-singapura.html

Dokter anak sempat bertanya mengenai obat apa yang sudah diberikan oleh dokter umum. Saya kemudian menjelaskan dengan versi saya yang bukan orang medis maupun farmasi. Alhamdulillah dokter paham dengan jawaban saya. Sebenarnya, obat yang diberikan oleh dokter umum dan dokter spesialis anak hampir sama yaitu obat demam dan nyeri serta antibiotik. Hanya saja, mungkin beda merk dan jenisnya. Mohon maaf nggak bisa membuat ulasan mengenai obat, takut salah 😊

Kemudian saya bertanya untuk perawatan kulit dari luar. Dokter bilang, untuk perawatan kulit dari luar sebenarnya tidak wajib. Namun, jika ingin mengurangi gatal di area yang terkena ruam, bisa dibantu dengan sabun dan lotion antiseptik. Saya bilang, kalau dirumah cuma ada Caladyne Lotion dan beliau bilang produk tersebut boleh digunakan untuk mengurangi gatal pada kulit mereka.

Selain itu, dokter menyarankan supaya anak – anak banyak makan buah yang tinggi vitamin C. Jangan lupa untuk menjaga supaya terhidrasi dengan baik. Jika makanan pun tidak ada yang masuk, boleh minum susu. Jangan sampai terlalu lama tidak makan dan minum karena akan menyebabkan mulut kering dan semakin sakit.

Berapa Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Perawatan Flu Singapura?

Terkait biaya untuk perawatan flu singapura sebenarnya variatif ya, tergantung dimana kita memilih fasilitas kesehatan. Saya coba share disini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Konsul pertama ke dokter umum, kebetulan baru si teteh saja yang sakit. Saya mengeluarkan 100 ribu untuk konsul dan obat. Di zaman now yang serba mahal, harga segitu terjangkau sih. Sementara untuk konsul kedua kalinya, kebetulan ke dokter spesialis anak dan dua anak sekaligus. Nah, kali ini memang agak lumayan ya. Saya mengeluarkan uang sekitar 800 ribuan untuk konsul dan obat. Memang lebih mahal, tapi jika standarnya dokter spesialis dan di klinik pribadi, menurut saya sih masih sangat worth it.

Ada opsi lain untuk perawatan flu singapura yang lebih murah. Seperti sudah disebutkan di atas kalau rencana awal saya yaitu pergi ke rumah sakit dan memanfaatkan BPJS. Menurut hemat saya, toh sama saja anak – anak akan diperiksa oleh dokter anak. Bahkan suami saya sudah menyarankan untuk meminta obat yang bagus, nggak masalah kalau nggak dicover BPJS. Ya seenggaknya kami bisa lebih memangkas di biaya konsultasi. Mungkin lho ya. Saya nggak bisa mengulas banyak mengenai perbedaan biaya perawatan flu singapura di rumah sakit atau di klinik karena memang saya nggak jadi pergi ke rumah sakit. Hehehe... Tapi biasanya, meskipun tidak menggunakan BPJS, biaya perawatan di rumah sakit umum daerah akan lebih murah kalau dibandingkan dengan rumah sakit swasta atau klinik pribadi. Mohon maaf kalau salah ya, teman – teman yang lebih paham perihal ini boleh koreksi😊.

Kesimpulan

Berdasarkan pengalaman merawat anak – anak yang terkena flu singapura, saya bisa menarik kesimpulan bahwa penting sekali menjaga daya tahan tubuh dan kebersihan. Sebagai ibu, tentu saja saya selalu berusaha menjaga kebersihan tetapi mungkin saja pada saat itu imun anak – anak sedang lemah sehingga mudah terpapar flu singapura. Kalau ditanya terpapar dari mana dan dari siapa? Saya juga nggak tahu karena virus itu bagai makhluk gaib gak sih.Wkwkwk... Saya dan anak – anak juga kebanyakan beraktifitas di rumah dan sekitarnya. Jarang bepergian jauh dan bertemu banyak orang. Intinya, memang takdirnya saja harus sakit. Nggak apa – apa deh yang penting sekarang anak – anak sudah sehat dan saya bisa berbagi pengalaman ini ke teman – teman. Semoga bermanfaat, ya!



Referensi :

https://www.halodoc.com/kesehatan/flu-singapura

Pengalaman pribadi

10 comments for "Pengalaman Kedua Anak Terkena Flu Singapura. Hati – hati Menular!"

  1. Suka lupa kalo ada yang namanya flu Singapura. Jadi, kalau kena juga kadang engga kepikiran. Terima kasih sudah mengingatkan, ya

    ReplyDelete
  2. Semoga anak2nya sehat terus yaa. Memang sedih kalau anak sakit apalagi kena flu singapuram merah2nya kayak pas kena cacar air apa gimana? Obatnya pil atau sirup?

    ReplyDelete
  3. Oh jadi flu singapura itu nggak mesti ke singapura dulu ya kenanya. Serem juga gejalanya. Alhamdulillah cepat tahu dan diberi obat dari dokter. Btw berbekas ga sih di kulit?

    ReplyDelete
  4. Kini virus udah menyebar ke mana-mana, termasuk flu Singapura. Rasanya memang gimana ya, Mbak. Ketika dua anak sekaligus sakit yang sama.

    Semoga kita makin sehat dan enggak mudah sakit, ya. Jangan sampai kita dehidrasi.

    ReplyDelete
  5. wah ternyata virus flu Singapura dapat menular melalui tangan yang kotor dan permukaan yang terkontaminasi oleh dengan air liur, feses, cairan pada ruam kulit, atau sekresi pernapasan (batuk atau bersin) dari orang yang terinfeksi.

    ReplyDelete
  6. Syafahullah untuk anak-anak sholihnya ka Susi.
    Rasanya patah hati banget pas anak sakit. Tapi in syaa Allaah jadi penggugur dosa dan penambah keimanan kepada Allah bahwa benar virus juga makhluk Allah.

    Untuk masa penyembuhan terkena flu singapore berapa lama, ka Susi?
    Sampe minim sariawannya mereda dan bisa kembali mengunyah nasi?

    ReplyDelete
  7. Ini dulu keponakanku sempat kena flu Singapura juga, sampai dia makannya susah karena memang gak enak banget. Apalagi sekarang ini lagi tak menentu cuacanya pun, menjaga imunitas penting banget ya. Semoga Allah selalu beri kesehatan paripurna ya mak.

    ReplyDelete
  8. Baca pengalaman begini jadi bisa buat antisipasi kalau anak-anak tiba-tiba mengalami gejala yang disebutkan, tahu harus bagaimana karena anak-anak belum mengalami flu singapura dan semoga tidak ya.

    ReplyDelete
  9. Saya dulu shock waktu anak-anak terserang penyakit ini di tahun 2010. Dokternya aja waktu itu ga tau itu penyakit apa. Hanya bilang itu jelas dari virus penyebabnya. Beliau punya ramuan bedak antiseptik sendiri yang manjur untuk membantu mengurangi rasa gatal di bagian luar. Klo obat-obatnya sih udah lupa yaaa apa aja waktu itu.

    ReplyDelete
  10. aku pernahjuga pas kuliah, awalnya ku kira alergi karena muncul ruam bintik di tangan dan gatalllll banget setelah periksa ternyata flu singapur. Kalau udah gatal rasanya sangat mengganggu, panas dan perrih di kulit.

    ReplyDelete